Saturday, February 25, 2006

CENTERING MEDITATION

Gerakan meditasi yang diberi nama 'centering meditation' ini muncul pada tahun 70-an. Salah satu pendiri dari gerakan ini adalah Thomas Keating, seorang biarawan trapist dari Amerika.
Menurut Thomas arti dari 'centering prayer' adalah 'suatu metode sederhana yang membuat kita terbuka kepada Tuhan dan memampukan kita berkonsentrasi dan mengalami kehadiran Tuhan di dalam hati dan hidup kita dan membiarkan Tuhan berkarya dan bertindak'. Ini bagaikan dua sahabat yang duduk dalam keheningan, hadir masing-masing dalam kesendiriannya'. Dengan kata lain, kita mentahtahkan Tuhan didalam hati kita, supaya dari tahtaNya Tuhan memerintah dan meraja. Inti dari 'centering prayer' adalah mengulang-ulang atau mendaraskan 'kata suci' (matra dan mantras') yang bisa diambil dari Kitab Suci atau kreasi pribadi.
Langkah yang perlu dipersiapkan untuk melakukan 'centering prayer'. Pertama-tama adalah bahwa kita harus mempersiapkan dan mencari kata suci yang akan digunakan dalalm doa. Bisa jadi kata itu bersumber pada kekaguman atas kehadiran dan karya Tuhan, atau kata yang berasal dari hati nurani. Bisa juga berasal dari pengalaman akan keselamatan yang dialami, atau dari refleksi iman yang dalam, atau berasal dari aspirasi seseorang. Dengan kata lain bisa diambil dari mana pun, yang penting mempunyai makna dan mengungkapkan kedalam iman akan kehadiran Tuhan. Pilih salah satu 'kata suci ata sabda suci' atau apa pun yang dianggap baik, tepat dan menolong untuk menghayati kehadiran Tuhan yang menjadi pusat dalam doa ini. Yang bisa membantu kita untuk menyerahkan diri kita pada Tuhan dan kehendakNya.
Perlu disadari bahwa obyek doa ini bukanlah 'mengosongkan diri total' dengan menghindari segala pikiran yang ada dalam otak kita. Tetapi menghayati kehadiran Tuhan dan membiarkan Tuhan berkarya dalam diri kita. Maka sangat mungkin bahwa dalam hening, kita akan diganggu oleh pikiran-pikiran atau nglamun yang tidak menentu arah. Bila pikiran aneh-aneh, bayangan, lamunan dan emosi yang tidak diharapkan itu masuk dan keluar, maka kita biarkan saja. Yang penting adalah bahwa kita tetap hening sejauh bisa dan mungkin. Bila kita akhirnya tidak mampu hening dan berkonsentrasi, kita mengundangnya keluar dalam kesadaran kita, tanpa mempertanyakan dan mempermasalahkan, setelah itu lalu pelan-pelan membiarkan pikiran-pikiran itu pergi dengan sendirinya, tanpa dipaksa.
Apa yang terjadi dalam 'centering prayer'. Bila kita sudah terlibat secara kusuk dalam doa ini, maka yang terjadi adalah Tuhan akan masuk dan mencari apapun dalam sejarah pribadi hidup kita dan akan menyembuhkan apa pun yang perlu untuk disembuhkan. Tuhan akan menyembuhkan luka-laka masa kecil dan menyembuhkan luka batin yang tidak terobati. Tuhan akan mengaruniakan apapun pun yang baik dalam hidup kita dan menyuburkannya dengan anugerah Roh Kudus. Doa ini akan membuat kita mempunyai iman, harapan dan kasih yang lebih besar.
Kualitas apa yang diperlukan untuk bisa mendoakan 'centering meditation' sehingga menghasilkan buah. Pertama-tama dan syarat utama adalah bahwa kita beriman. Kita harus percaya dengan penuh keyakinan bahwa penyembuh sejati dalam doa ini adalah Tuhan sendiri. Kedua kita harus mempunyai kemampuan untuk mengandalkan dan menyerahkan diri secara total hanya kepada Tuhan. Ketiga bahwa kita pernah tidak meragukan keberadaan Tuhan yang adalah Bapa penuh kasih, pelindung yang begitu penuh belas kasih kepada semua manusia tanpa syarat.
Menurut pendiri 'Centering Prayer' bila kita secara rutin mampu memeditasikan doa ini, maka akan menghasilkan buah-buah rohani. Buah rohani itu antara lain;
- Dengan kebiasaan membiarkan pikiran-pikiran aneh-aneh atau hal yang mengganggu perhatian kita dalam doa, lalu menggantikannya dengan 'kata suci', membuat kehendak kita mudah untuk selalu mengembalikan segalanya kepada kuasa Allah.
- Bila kita terus menerus mengulang dan mendaraskan 'kata-kata suci, atau mantra' akan tiba waktunya ketika tidak lagi perlu mengucapkan kata itu. Kita akan tinggal dalam Tuhan dan akan merasakan kedamaian dan kesatuan dengan Tuhan, lewat imaginasi, dan memori kita, bahkan yang menyakitkan sekalipun akan berubah menjadi berkat.
St. Teresia dan Avila mengatakan bahwa menerima 'apa adanya' diri kita, memeluk dan mengakuinya sebagai bagian dari hidup kita, akan membuat kita mengalami kesatuan dan kebahagiaan penuh dengan Tuhan. Jiwa kita menari dalam irama Roh Kudus, yang mewujud dalam kasih. Seperti anak kecil yang berhenti berlari-lari dan berbicara ketika penari memulai menari, demikian pula jiwa kita, ketika mulai menari dalam irama Tuhan, maka imaginasi, memori, pikiran dan emosi akan menjadi tenang, damai dan hening.
- Ketika kita bersandar dan beristirahat dalam Tuhan, pikiran kita tidak akan menggangu lagi.
- Ketika karya ilahi beraksi sedemikan kuat dalam jiwa kita, maka membuat imaginasi dan memory tidur, dan diam tak bertindak.
- Sering terjadi, dalam khusuknya doa, kita akan 'kehilangan kesadaran diri' dan dipenuhi dengan kebahagiaan dan damai yang begitu dalam.
- Buah rohani dari doa ini, juga membuat kita perlahan-lahani disucikan, dimurnikan, terutama iman kita semakin diteguhkan, kehendak Tuhan menjadi andalah satu-satunya harapan kita. Dalam tingkat inilah dikatakan bahwa kita baru memulai mencintai Tuhan sebagaimana Tuhan ada.
- Semua yang kita lakukan, hanya dilandasi oleh karena kehendakNya, dan inilah yang namanya kebebasan pribadi, tanpa mengharapakan balasan apa-apa.
Membaca dan merenungkan buah-buah rohani, sulit bagi pikiran awam kita untuk bisa memahaminya. Terutama bila pola pikiran kita lebih banyak dikuasi oleh mental 'meminta dan mengemis', 'do ut des, berbuat dan mendapat' dalam doa. Banyak diantara kita yang menghayati arti doa hanya pada 'arti memohon'. Sehingga kalau kita berdoa, maka harapannya harus mendapatkan hasil yang kongkrit yang bisa kita nikmati dalam hidup. Padahal kita tidak hanya membutuhkan apa yang dibutuhkan 'badan wadag' atau jasmani kita. Segala doa permohon itu baik, bila dikabulkan akan membuat kepuasan tersendiri. Bisa juga menimbulkan kekuatan rohani dan peneguhan iman. Tetapi bila harapan 'pengabulan' permohon ini menjadi tujuan segala doa, maka kita akan lebih banyak mengalami kekecewaan dari pada bahagianya. Karena banyak doa kita yang sebenarnya tidak dikabulkan. Kita sering salah berdoa, yang terjadi bahwa kita 'memaksakan kehendak' kita dari pada kita mendengarkan dan menerima kehendakNya. Tuhan tidak lagi menjadi Tuhan yang maha tahu, mengetahui segala yang ada didalam hati dan pikiran sebelum semua itu terungkap, tetapi Tuhan menjadi 'hamba' yang harus menjawab dan mengabulkan keinginan kita. Kalau tidak begitu, maka dia bukan lagi 'Tuhanku'. Aku tidak butuh lagi, dan tidak lagi perlu berdoa.
Kalau yang terjadi demikian, sebenarnya kita ini belum apa-apa dalam tingkat perkembangan rohani kita. Bahkan lebih jelek lagi, kita mati dalam hidup rohani. Maka tidak mengerankan bila kita melihat fakta mengatakan, banyak orang-orang modern ini 'kayak harta' tetapi 'miskin rohani, miskin iman'. Banyak orang modern ini 'pinter ilmu pengetahuan', tetapi 'nol dalam olah dan ilmu kerohanian'. Jadinya banyak orang yang tidak 'balance, harmoni', alias gila, dan hati nuraninya mati. Dosa tidak lagi dianggap dosa, tetapi hal yang biasa dan lumrah. Dimana aku berdiri......tanyakan pada rumput yang begoyang.
Bagaimana praktek kongkrit 'centering meditasi ini? Sebelum kita melihat langkah-langkah metode pelaksanaan meditasi, tiga prinsip ini harus lebih dahulu diperhatikan. Pertama-tama bahwa dalam doa ini kita bukan 'berpikir' tentang Tuhan, tetapi 'mengalami' Tuhan dalam hati. Kita harus berhenti memikirkan tentang Tuhan. Kedua kita harus membiarkan Tuhan untuk bertindak dan berkarya dalam diri kita. Ketiga adalah memberikan kepada Tuhan kesempatan untuk menyatakan atau menghadirkan dirinya didalam diri kita.
Langkah-langkah adalah:
Sebelum meditasi di mulai, kita harus sudah memilih kata-kata suci atau mantra yang akan digunakan dalalm doa ini. Pemilihan kata suci atau mantra ini sangat tergantung pada kita, bisa berupa ungkapan perasaan kita yang terdalam, iman atau inspirasi dari orang lain. Misalnya: Abba, Bapa, Jesus, Maria, Cinta, Kasih, Damai, Shalom dsb
Kemudian duduklah sedemikian rupa, sehingga anda merasa nyaman dan enak. Tutuplah mata, dan mulai berkonsentrasi dan hening. Dalam keheningan ini, sadarilah bahwa Tuhan hadir di sini, ada bersama anda. Rasakan kehadirannya dalam hati anda. Selain itu, sadarilah pula bahwa anda duduk dan hadir dihadapanNya. Bayangkanlah bahwa anda sedang duduk bersama dengan teman yang begitu akrab, saling merindukan satu sama lain. Setelah mencapai kesadaran tertentu, mulailah pelan-pelan mendaraskan atau mengucapkan mantra atau kata suci yang telah dipilihnya tadi. Lakukanlah hal ini selama kurang lebih 20 menit dengan penuh keyakinan seiram dengan hembusan nafas anda.
Bila anda mengalami 'distraction' oleh karena pikiran, penatnya badan, perasaan yang mengganggu atau pun lamunan yang lain, kembalilah mengucapkan kata suci ini dengan penuh kesadaran. Biarkan pikiran itu datang, dan biarkanlah pikiran itu pergi dengan sendirinya, peluk dan sambutlah, dan tidak perlu dipermasalahkan.
Setelah kurang lebih 20 menit dalam doa, kemudian berhentilah, tetaplah dalam keheningan dengan mata tetap tertutup untuk beberapa saat.
Dalam keheningan inilah anda akan membiarkan Allah berkarya dan bertindak. Hayatilah saat hening ini. Ijinkanlah Allah tinggal ditempat kediamannya di dalam hati anda. Thomas Merton mengatakan; yang paling penting dalam saat ini adalah, jangan khawatir dan jangan berpikir apa-apa, jangan berpikir apa yang sedang terjadi dan atau tidak terjadi. Serahkan semuanya itu kedalam tangan Tuhan. Percayalah bahwa dibalik apa yang tidak nampak; dalam pikiran, kehendak, dan hati, Tuhan sedang berkarya dan bertindak. Berdoalah, pasrahlah dan Tuhan akan menggunakan selebihnya dengan caranya tersendiri. Tuhan adalah sumber dan pusat dari doa itu.
Tutuplah meditasimu dengan mengucapkan terima kasih kepada Roh Kudus. Bersyukurlah karena kehadirannya yang mengajarkan bagaimana kamu berdoa. Bukalah mata anda pelan-pelan dan kembalilah ke alam sadar anda.
Sebenarnya doa ini tidak berbeda dengan "doa Jesus' yang kita temukan dalam latihan doa Sadhana ala Anthony de Mello. Mungkin sumbernya sama. Yang paling penting dalalm doa ini adalah kesadaran akan kuasa Allah yang berkarya dalam dia kita. Mau mencoba, silahkan carilah waktu disela-sela kesibukan anda. Tidak harus 30 menit lamanya. Mulailah dengan 10 menit, sambil melatih konsentrasi. Kalau merasa bisa berkonsentrasi dan mengalami keheningan tambahlah waktu secara berkala. Dan akhirnya anda akan merasakan bahwa irama nafas anda telah menyatu dengan irama doa ini. Semoga anda mendapatkan buah-buah rohani yang dijanjikan. Selamat mencoba dan berkat Tuhan melimpah.

Mote van Kerala

1 Comments:

At 7:03 AM, Blogger Lucas Nasution said...

terima kasih

 

Post a Comment

<< Home