Saturday, February 25, 2006

MEDITASI ALA ST. FRANS DE SALES

St. Frans de Sales adalah uskup Geneva. Dia adalah pengarang buku yang sangat terkenal yang berjudul "Introduction to Devout Life dan Treatise on the Love of God". Ia hidup antara tahun 1567 sampai 1622. Dalam meditasi yang dianjurkan, secara global dibagi dalam 4 bagian pokok, yakni Persiapan (Preparatory), Renungan (Consideration), Belas Kasih dan Solusi (Affection and resolution) dan Penutup atau Kesimpulan (Conclusion)

a. Persiapan
Pertama-tama yang harus disadari dan dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah kesadaran diri hadir di hadapan Allah. Artinya kita harus menyadari betul bahwa sekarang ini saya ada, duduk, bersimpuh dihadapan Allah. Rasakan sampai anda yakin bahwa Allahpun juga hadir bersama anda.
Kita memohon pertolongan Roh Kudus untuk membimbing dan memimpin kita untuk bisa berdoa atau bermeditasi. Dalam hal ini kita bisa dikuatkan oleh apa yang dikatakan oleh St. Paulus dalam suratnya kepada umat di Roma (8:26). "Seperti halnya Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan kita, karena kita tidak bagaimana harus berdoa, maka Ia pun akan membantu kita dengan hembusan kata halus yang tak terkatakan'

b. Renungan / Refleksi (consideration)
Segala hal, baik sebagai subyek maupun sebagai obyek bisa bahan untuk direnungkan. Refleksi atau renungan di sini berarti memikirkan atau merefleksikan sesuatu dan mencoba untuk memahami atau mengetahui mengenai obyek atau subyek yang direnungkan. Ada pepatah bijak mengatakan pengetahuan adalah induk kasih, dan cinta kasih adalah ibu dari pengalaman.
Segala hal yang bermanfaat dalam usaha untuk memperkembangan kehidupan rohani bisa dijadikan bahan refleksi. Ambil contoh misalnya dari Kitab Suci, cuplikan kisah dari koran atau majalah. Pada prinsipnya segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, apa yang kita sukai bisa menjadi bahan refleksi.
Tahap refleksi mengambil waktu yang paling banyak dalam proses meditasi ini. Bahkan boleh dikatakan bahwa inti pokok dari meditasi ini terletak pada tahap ini. Keberhasilan dari meditasi ini juga dipengaruhi oleh sejauh mana kemampuan kita merefleksikan perikopa Kitab Suci atau peristiwa hidup yang kita renungkan. Kedalaman menangkap pesan yang ingin disampaikan dalam refleksi ini juga mempengaruhi atau bahkan menentukan tindakan konkrit macam apa yang akan kita lakukan sebagai resolusi meditasi.

c. Belas Kasih dan resolusi
Diandaikan bahwa kita menggunakan kisah mengenai Orang Samaria yang baik sebagai bahan renungan atau meditasi. Dengan menggunakan perikopa ini kita bisa menfokuskan perhatian kita terutama pada tindakan baik yang telah dilakukan oleh orang Samaria terhadap orang yang dirampok. Ia menolong orang yang dirampok, membalut lukanya, membawa ke penginapan dan membayar segala hal yang dibutuhkan oleh si sakit. Bersamaan dengan memikirkan dan merenungkan kebaikan orang Samaria ini mungkin sekali akan muncul perasaan-perasaan tertentu dari dalam hati kita, misal kasih terhadap orang miskin, perhatian terhadap mereka yang sakit atau terluka. Perasaan yang muncul ketika merenungkan perikopa ini disebut sebagai belas kasih atau affeksi.
Perasaan belas kasih atau affeksi mendorongkan kita untuk membuat sesuatu niat konkrit atau memutuskan suatu tindakan yang konkrit. Misalnya keinginan untuk mengunjungi seseorang yang selama ini dilupakan, mereka yang terbaring lemah karena sakit, atau membantu orang lain yang mengalami musibah, atau memberikan pengampunan terhadap orang yang merindukan pengalaman diampuni. Keputusan untuk melakukan tindakan konkrit terhadap orang lain yang membutuhkan ini disebut resolusi.

d. Penutup atau kesimpulan.
Pada akhir meditasi kita bisa menutupnya dengan bersyukur dan memuji Allah karena rahmat yang telah kita terima, terutama rahmat meditasi, sehingga kita bisa melakukan refleksi, afeksi dan solusi dengan baik.
Memohon rahmat kepada Tuhan supaya kita bisa melaksanakan resulusi atau tindakan konkrit yang kita putuskan. Mohon supaya kita tetap mampu bertahan dan setia menjalakan tindakan konkrit dari kehendak kita ini.

Notes:
- Waktu yang paling efesien untuk meditasi St. Frans de sales ini adalah kurang lebih 30 menit atau setengah jam penuh.
- Posisi duduk, tempat dan keheningan batin sebelum meditasi akan sangat membantu kita untuk bisa meditasi dengan baik.
- Di andaikan bahwa kita sedikit banyak telah mempunyai dasar bermeditasi, terutama kemampuan mengembangkan akal, budi dan kehendak. Dalam bentuk praktisnya mempunyai kemampuan untuk mengambarkan (to imagine), merenungkan (to consider / to reflect), mendengarkan (to listen), dan merasakan (to feel).
Salam dan doa
MoTe

0 Comments:

Post a Comment

<< Home